Sunday, February 24, 2013

Sel Kanker Payudara (Breast Cancer) Jadi Normal Dengan Diremas?

Sel Kanker Payudara (Breast Cancer) Jadi Normal Dengan Diremas?
Penulis: Silvan Prayogo, BSc. Biochem & Mol. Bio, MSc. Biotechnology
Terbit: 11 February 2013, Senin


Kanker (cancer) disebabkan oleh sel - sel yang terdapat kelainan / mutasi DNA sehingga sel - sel ganas (malignant cells) ini tumbuh dan berkembang biak tak terkendali. Namun benarkah kanker hanya dipengaruhi oleh mutasi DNA pada sel? 
Tubuh manusia terdiri dari puluhan triliun sel dengan DNA sama. Bagaimana sel - sel tersebut memutuskan untuk membentuk hidung, kaki, atau tumor? Jika satu sel ditemukan mutasi DNA, bukankah semua sel seharusnya bernasib sama? Lantas mengapa pasien tidak menderita kanker di sekujur tubuhnya?
 
Selain DNA, ternyata lingkungan sekitar sel (microenvironment) juga menentukan "nasib" sel. Maka tidak mengherankan jika sampel sel dari jaringan tubuh kehilangan kemampuan dan wujud aslinya setelah dipindahkan ke cawan percobaaan (petri dish). "Anda ambil sel payudara (mammary cells), taruh di petri dish, dan dalam tiga hari ... ... Sel - sel tersebut tidak menghasilkan susu. Mereka lupa,"  Mina Bissel, ilmuwan terhormat (distinguish scientist) di bidang kanker dari Laboratorium Nasional Lawrence Berkeley (LNLB) menjelaskan. 

Penelitian kanker terbaru berupaya menjinakkan malignant cells dengan merekayasa microenvironment. Para peneliti dari University of California Berkeley (UC Berkeley) dan LNLB  membalik sel - sel kanker payudara (breast cancer) menjadi sel - sel yang bersifat normal walaupun mutasi DNA tetap ada. Tim peneliti Prof. Daniel Fletcher dari laboratorium Berkeley menemukan bahwa tekanan (compression) mampu "mendidik" malignant cells untuk bersifat seperti sel - sel normal. Penemuan mereka dipresentasikan pada 17 Desember 2012 dalam pertemuan tahunan American Society for Cell Biology di San Fransisco, Amerika Serikat.

Makan Manis Tetap Langsing?

Penulis: Silvan Prayogo, BSc. Biochemistry & Mol. Biology, MSc. Biotechnology
Ditulis: 22 February 2013

Karbohidrat dan insulin

Pasta, pizza, minuman soda, roti, kue dan cemilan manis menggoda lidah. Nasi putih menjadi keharusan bagi sebagian besar orang Indonesia. Semua makanan tersebut mengandung karbohidrat (carbohydrate) yang dicerna menjadi gula. Makan makanan berkabohidrat meningkatkan kadar gula darah (blood glucose). Peningkatan kadar gula memicu pelepasan hormon insulin supaya gula diserap sel – sel tubuh untuk digunakan sebagai bahan bakar (energy) melalui proses glycolysis. Glycolysis adalah proses memecah molekul gula menjadi molekul – molekul energy.

Namun kadar gula darah terlalu tinggi / tidak terkendali menyebabkan diabetes. Diabetes adalah gangguan kesehatan karena gula darah tidak bisa diserap oleh sel – sel tubuh. Ada dua macam diabetes yaitu tipe 1 dan tipe 2. Diabetes tipe 1 terjadi jika pankreas pasien tidak mampu memproduksi insulin. Sedangkan diabetes tipe 2 terjadi jika sel – sel tubuh pasien tidak merespon (resistant) terhadap insulin. Informasi diabetes bisa dicari di media massa.

Bagaimana karbohidrat menyebabkan kegemukan (obesitas)?

Gula (glucose) yang tidak diserap sel – sel tubuh diproses oleh hati (liver) menjadi  molekul glycogen. Glycogen  disimpan di hati atau di otot sebagai cadangan energy siap pakai. Misalnya dipakai saat berolah raga. Hati juga merubah gula menjadi asam lemak (fatty acid).