Ditulis: 22 February 2013
Karbohidrat dan insulin
Pasta, pizza, minuman soda, roti,
kue dan cemilan manis menggoda lidah. Nasi putih menjadi keharusan bagi
sebagian besar orang Indonesia. Semua makanan tersebut mengandung karbohidrat (carbohydrate) yang dicerna menjadi gula. Makan makanan berkabohidrat meningkatkan kadar gula darah (blood glucose). Peningkatan
kadar gula memicu pelepasan hormon
insulin supaya gula diserap sel – sel tubuh untuk digunakan sebagai bahan bakar
(energy) melalui proses glycolysis. Glycolysis adalah proses
memecah molekul gula menjadi molekul – molekul energy.
Namun kadar gula darah terlalu tinggi / tidak terkendali menyebabkan diabetes. Diabetes adalah gangguan kesehatan karena gula darah tidak bisa
diserap oleh sel – sel tubuh. Ada dua macam diabetes yaitu tipe 1 dan tipe 2. Diabetes tipe 1 terjadi jika pankreas
pasien tidak mampu memproduksi insulin. Sedangkan diabetes tipe 2 terjadi jika sel – sel tubuh pasien tidak merespon
(resistant) terhadap insulin.
Informasi diabetes bisa dicari di media massa.
Bagaimana karbohidrat menyebabkan kegemukan (obesitas)?
Gula (glucose) yang tidak
diserap sel – sel tubuh diproses oleh hati (liver)
menjadi molekul glycogen. Glycogen disimpan di hati atau di otot sebagai
cadangan energy siap pakai. Misalnya dipakai saat berolah raga. Hati juga
merubah gula menjadi asam lemak (fatty
acid).
Fatty acid disimpan di bagian –
bagian tubuh sebagai jaringan lemak (fat
tissue / adipose tissue).
Jaringan lemak berfungsi sebagai
cadangan energy jangka panjang. Misalnya dipakai saat berpuasa berhari – hari.
Jaringan lemak terbentuk di bawah kulit terutama di sekeliling perut. Nah, begitulah
makanan berkabohidrat bisa menyebabkan kegemukan. Selain di bawah kulit, ekstra
lemak juga disimpan di organ – organ
tubuh, di liver misalnya. Ekstra lemak bisa
merusak liver.
Apa penemuan / penelitian terbaru untuk mengendalikan karbohidrat?
Tim peneliti yang dipimpin oleh
Profesor Hei Sook Sul di Departemen of Nutritional Science and Toxicology di
University of California Berkeley, Amerika Serikat, menyelidiki proses
perubahan karbohidrat menjadi lemak. Pada Maret 2009 mereka menyimpulkan bahwa
gen (rangkaian kode genetik) molekul DNA Protein Kinase (DNA – PK) berperan
penting dalam merubah karbohidrat menjadi lemak. DNA – PK sebelumnya diketahui
berfungsi memperbaiki kerusakan rangkaian DNA.
Pemrosesan karbohidrat menjadi
lemak dipicu oleh insulin yang merekat pada komponen penerima (receptor) di permukaan sel – sel liver. Perekatan
insulin pada receptor mengaktifkan Protein Phosphatase – 1 (PPH – 1). PPH – 1 kemudian
memberi signal kepada DNA – PK untuk mengaktifkan molekul Upstream Stimulating
Factor (USF) supaya molekul – molekul seperti Fatty Acid Synthase (FAS) diproduksi
untuk merubah gula menjadi fatty acid. Proses ini menjelaskan mengapa pasien
diabetes tipe 1 dan tipe 2 mengalami banyak penurunan berat badan. Tanpa
pengobatan, pasien tidak bisa merubah gula menjadi lemak.
Fungsi DNA – PK dibuktikan menggunakan
dua kelompok tikus yang diberi makanan berkabohidrat tinggi. Kelompok pertama terdiri
dari tikus – tikus dengan DNA – PK tidak aktif (mutan). Kelompok ke – dua
terdiri dari tikus – tikus dengan DNA – PK aktif (normal). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kelompok tikus mutan tetap memiliki tubuh lebih langsing
dengan lemak tubuh 40% lebih rendah daripada kelompok tikus normal (DNA – PK
aktif).
Pada Desember 2012 tim peneliti
Prof. Hei Sook Sul mengumumkan bawha mereka mengidentifikasi molekul baru
BAF60c yang juga berperan merubah karbohidrat menjadi lemak. BAF60c diketahui
sebagai salah satu molekul dalam struktur kromatin (chromatin). Chromatin adalah struktur yang terdiri dari rangkaian
DNA dan protein. Chromatin berfungsi dalam mengepak / melipat rantai DNA yang
panjang supaya muat dalam nukleus (inti sel).
BAF60c ditemukan di cairan sel di
luar nukleus (cytoplasm). Para peneliti
menemukan bahwa Insulin yang merekat pada permukaan sel memicu BAF60c untuk
bergerak memasuki nukleus. BAF60c kemudian merekat pada bagian chromatin yang
terdapat gen yang mengatur sintesis (produksi) enzim – enzim perubah
karbohidrat menjadi lemak. BAF60c mengaktifkan proses perubahan karbohidrat
menjadi lemak.
Penelitian pada tikus menunjukkan
bahwa tikus – tikus dengan BAF60c tinggi memiliki banyak gen aktif yang
berfungsi memproduksi lemak walaupun mereka berpuasa. Sebaliknya tikus – tikus
dengan BAF60c tidak aktif tidak memproduksi lemak walaupun mereka makan makanan
berkabohidrat tinggi.
Penelitian - penelitian molekuler
ini membantu menemukan sasaran pengobatan baru untuk mengendalikan lemak tubuh.
Namun saat ini para ilmuwan menghingbau bahwa cara terbaik melawan obesitas
adalah dengan menjaga pola makan sehat / seimbang (tidak berlebihan makanan dan
minuman berkabohidrat / manis) dan berolah raga teratur. Beberapa makanan
berkabohidratpun ada yang mengandung nutrisi – nutrisi penting untuk tubuh.
Misalnya kentang, nasi, jagung, dll.
Referensi:
- Yang, S., “Mice with disabled gene that helps turn carbs into fat stay lean despite feasting on high – carb diet,” UC Berkeley News: Press Release, Updated: 19 March 2009, Accessed: 21 February 2013. URL: http://www.berkeley.edu/news/media/releases/2009/03/19_mice.shtml
- Yang, S., “New gene found that turns carbs into fat, could be target for future drugs,” UC Berkeley News Center, Published: 6 December 2012, Accessed: 21 February 2013. URL: http://newscenter.berkeley.edu/2012/12/06/gene-converts-carbs-to-fat/
Mitra Laboratorium Klinik
Jl. Stadion Selatan nomor 11, Semarang, Jawa Tengah
Websites:
www.wasirsembuh.com
Email:
mitralab@gmail.com
Facebook: Mitra Laboratorium Klinik
Telepon: 024 - 844 4149 atau 024 - 831 6334
Mobile phone and WhatsApp: +62 - 8174 174 355
Websites:
www.wasirsembuh.com
Email:
mitralab@gmail.com
Facebook: Mitra Laboratorium Klinik
Telepon: 024 - 844 4149 atau 024 - 831 6334
Mobile phone and WhatsApp: +62 - 8174 174 355
No comments:
Post a Comment